Kuliner Nostalgia Ala Kepik Sawah
Bagi Anda yang ingin mencari tempat makan sambil bernostalgia dengan menu makanan tradisional, Kepik Sawah Warung adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Suasana pedesaan yang kental akan Anda dapatkan di sini, karena lokasi Kepik Sawah Warung sendiri berada di tengah-tengah persawahan. Tepatnya Kepik Sawah berada di Jl. Godean km 9 Senuko, Sidoagung, Sleman, Yogyakarta. Konsep yang disuguhkan warung makan ini pun akan membuat setiap pengunjung merasa betah. Konsep bangunan tradisional khas Jawa sudah memukau sejak di halaman depan Kepik Sawah Warung. Bangunan Joglo yang berdiri kokoh, akan menyambut setiap tamu yang datang. Kombinasi Joglo khas Jawa dengan genting wuwungan dan papan nama yang tertulis di atap dihadirkan dengan unik untuk menyeret pengunjung bernostalgia ke jaman dulu.
Kepik Sawah Warung mengusung konsep Tradisional Jawa dipadukan dengan suasana Nostalgia di dalamnya. “Sebenarnya konsep utama warung makan ini adalah tradisional Jawa, namun kami juga memadukan konsep nostalgia di dalamnya. Konsep nostalgia di sini misalnya dari basic makanan dan minuman yang kami hadirkan, yakni garang asem, gadon, dan limun. Selain dari menu makanan dan minuman, kesan nostalgia yang lain dihadirkan dengan ornamen-ornamen seperti topeng-topeng mainan, lukisan iklan-iklan jaman dulu, dan komik-komik lama”, tutur Anggakara selaku pemilik Kepik Sawah Warung. Pakaian para pegawai di Kepik Sawah Warung juga patut di lirik, yakni seragam kerja yang unik dengan menggunakan pakaian tradisonal Jawa lengkap dengan asesoris seperti ikat kepala dan caping. “Sesuai nama warung makan Kepik Sawah dan di area sawah yang jualan pun seperti petani yang sering di jumpai di sawah-sawah”, tambahnya semangat. Owner warung ini memilih nama Kepik Sawah dengan harapan akan membawa keberuntungan, “Sesuai petuah orang Jawa jaman dulu, mitosnya kalau kita dihinggapi binatang kepik ini akan membawa keberuntungan”, ujarnya.
Konsep ruangan outdoor sengaja dihadirkan untuk mengajak pengunjung menikmati suasana sawah disekelilingnya. Memasuki ruang Joglo terdapat beberapa kursi-kursi kayu dan meja kayu yang berbeda-beda membuat kesan hommy warung makan ini. Tepatnya di samping kiri terdapat mini bar yang dikonsep apik oleh sang pemilik. “Konsep mini bar lebih ke vintage ditambah konsep era jaman sekarang. Misalnya untuk papan tulis lama terpajang di atas dipadukan dengan jenis font modern. Sedangkan untuk kursi-kursi di sini kebanyakan kami menggunakan kursi-kursi dan meja-meja bekas atau lama, misalnya kursi jengki yang berada di ruang ini adalah kursi lama”, ujar pecinta barang antik ini.
Masih di ruang Joglo yang menjadi center point warung ini, di atas tiang ruangan ini terdapat kain blaco yang ditata memanjang dengan kesan apik dan menarik. Dipaparkan Angga lebih lanjut kain blaco ini difungsikan sebagai penyaring debu yang berjatuhan dari atas. Dikombinasikan dengan pencahayaan menggunakan bahan sangkar burung yang dijadikan sebagai penutup lampu membuat ruang center point ini menjadi hangat dan lebih hidup. “Pencahayaan dengan memanfaatkan sangkar burung sengaja saya pilih untuk memperkuat ambience tradisional, selain dari sangkar burung sebagai penutup lampu saya juga mendaur ulang krat minuman botol jaman dulu yang sekarang jarang ditemukan”, terang Angga. Di tengah ruang Joglo juga terdapat etalase kuno yang berisi koleksi barang antik seperti botol-botol limun jaman dulu, kamera jaman dulu, teh-teh jaman dulu dan mesin tik jaman dulu, menambah hangat kesan nostalgia yang dihadirkan.
“Rumah Joglo ini dulunya adalah rumah bongkaran di wilayah Wonosari, lalu saya bersihkan, pintu serta jendela saya buat untuk kamar mess karyawan. Secara kontruksi masih utuh hanya ada penambahan untuk tiang-tiangnya agar kesan hommynya itu ada. Di atas tiang juga terdapat tulisan tahun pembuatan di sana tertera tahun 1975”, tuturnya sambil menunjuk ke atas tiang. Berdiri sejak bulan Februari tahun 2013 dengan luas area 1.030 m² dan dengan luas bangunan sekitar 650 m² Kepik Sawah Warung dapat menampung 150 tamu. Memasuki bagian tengah Kepik Sawah Warung ditata untuk ruangan outdoor dengan dasar tanah dan di tengah terdapat jalan dengan bebatuan menambah kesan natural tempat ini. Dikelilingi pohon-pohon dan tanaman hijau menjadikan tempat ini sejuk, dikombinasikan dengan kursi-kursi untuk rapat-rapat RT di jaman dulu menambah kesan nostalgia yang kuat. Untuk bagian belakang terdapat dua gasebo yang difungsikan untuk tamu yang ingin lebih menikmati makan dengan suasana private. Dengan view sawah yang luas membuat tempat ini serasa benar-benar di pedesaan.
Menu makanan tradisional Jawa dan menu makanan umum dari Kepik Sawah Warung, seperti Garang Asem, Gadon, Bebek ala Kepik Sawah goreng kremes, Ayam Bakar ala Kepik Sawah, Belut Balado, Urang goreng krispi, Wader Krispi, dan Wader Kali siap menggoyang lidah Anda. Bagi tamu yang doyan pedas, Kepik Sawah Warung menyediakan berbagai menu sambal yang siap membuat lidah Anda bergetar, misalnya sambal Matah, sambal Korek Bawang, sambal Belut, sambal Kecap, dan sambal Klonyom. “Menu andalan kami adalah Gadon dan Garang Asem, untuk Gadon cara memasaknya hampir sama dengan Garang Asem yakni dimasak dengan cara dikukus menggunakan bahan santan, blimbing wuluh, dan dibungkus dengan daun pisang, bedanya hanya di dagingnya. Gadon menggunakan daging sapi yang digiling sedangkan Garang Asem menggunakan daging ayam. Cara penyajian kami pun berbeda dari yang lainnya, yakni menggunakan keranjang rotan kecil yang menambah daya tarik tersendiri bagi tamu yang akan menyantapnya”, tuturnya. Bukan hanya itu, tambah Angga yang juga mempunyai hobi foto ini, bahwa Kepik Sawah menyajikan menu minuman Limun, Sarparella, dan Citroen yang patut dicoba untuk melepas dahaga. Soal rasa jangan diragukan lagi, karena koki di sini benar-benar koki yang khusus di masakan tradisional.
Meski bertemakan tradisional, namun citarasa masakan yang ditawarkan memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya untuk menu Bebek Kepik Sawah Goreng Kremes ini menggunakan bebek kemanggang dengan potongan separo yang cukup untuk mengeyangkan perut Anda. Untuk menu Belut Goreng Crispy serta Belut Balado, sang pemilik juga tidak sembarang menggunakan belut. “Karena di Sleman juga merupakan wilayah sentra belut, maka memudahkan kami untuk memperoleh belut dengan kualitas yang bagus. Kami menggunakan belut yang berukuran besar dengan menghilangkan tulangnya”, ujarnya. Bagi Anda yang rindu akan masakan tradisional Jawa, Kepik Sawah Warung adalah tempat yang patut Anda kunjungi. Menu-menu makanan tradisional Jawa serta minuman yang sudah jarang ditemui seperti Limun dan Sarparella dapat dinikmati dari pukul 09.00 – 23.00 WIB. Soal harga tak perlu khawatir karena sesuai dengan kepuasan yang akan didapat. “Harga kami cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp 5.000 – Rp 35.000”, tambah Angga di akhir perbincangan”.Yanti – red
KEPIK SAWAH
Jl. Godean Km.9, Gang Senuko, Sidoagung,
Godean, Sleman, Yogyakarta
Telp. +62 857 4024 1306
www.kepiksawah.com
