Anyaman Kualitas Kreasi Rotan Kita
Di negara tropis seperti Indonesia, bersantai di teras atau taman adalah salah satu cara menyenangkan untuk melewatkan sore yang cerah. Menikmati teh hangat serta cemilan di atas kursi rotan sambil menikmati hijaunya taman rumah Anda pasti membantu Anda melupakan segala stres yang Anda rasakan. Salah satu bahan yang populer digunakan untuk furnitur di teras atau taman tentu saja adalah rotan selain material kayu dari pohon Jati. Bahan ini tidak hanya kuat, tapi juga ramah lingkungan. Rotan juga begitu multifungsi, karena dapat digunakan sebagai hiasan rumah seperti anyaman, kegiatan ritual adat serta keagamaan, dan yang lainnya.
Dengan segala kelebihannya tersebut, maka tidak heran apabila rotan cukup populer sebagai bahan baku untuk furnitur, baik furnitur di dalam maupun di luar ruangan. Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai potensi untuk memajukan industri rotan dalam negeri. Rotan tumbuh dengan mudah di Indonesia, dan di negara ini tidak pernah kekurangan pengerajin yang mahir membuat furnitur berkualitas dari rotan. Sayangnya, pasar produk rotan alam sempat hancur karena dominasi produk rotan sintetis di dunia. Padahal menurut data pada tahun 2011, sekitar 85% dari populasi rotan dunia berada di Indonesia. Sedangkan potensi produksi lestari rotan Indonesia mencapai 247 ribu ton per tahun. Sayangnya, pemakaian industri mebel dalam negeri tidak mencapai 20 ribu ton per tahun. Jelas potensi industri rotan Indonesia masih jauh dari maksimal.
Berbicara mengenai industri rotan, kota Solo mempunyai pusat industri kerajinan anyaman rotan yang berada di daerah Sukoharjo, tepatnya di Desa Trangsan. Salah satu produsen berbagai furnitur berbahan baku rotan dan kayu yang ada di daerah sentra industri rotan tersebut adalah Rotan Kita. Berdiri sejak awal tahun 2015, Rotan Kita telah berkembang menjadi salah satu perusahaan pengerajin furnitur rotan dengan kapasitas produksi yang dapat mencapai 1000 unit per bulan. “Dulu sempat bekerja juga di pabrik pembuatan furnitur rotan. Tapi akhirnya punya pemikiran untuk mendirikan workshop sendiri yang akhirnya terwujud tahun 2015,” cerita Sidiq Adhi Darmawan, owner Rotan Kita.
Melihat tren desain interior saat ini yang banyak menganut gaya scandinavian maupun shabby chic, workshop ini berusaha untuk melakukan inovasi dalam desain produk-produknya. Rotan yang dahulu cenderung dibuat furnitur dengan desain natural dan mempertahankan warna aslinya, kini dibuat dengan lebih menarik. Dipadukan dengan bahan material kayu mahoni dan juga warna-warni pastel khas vintage sebagai dekorasi pelengkap rumah dengan desain kekinian. Dengan sistem custom order, Rotan Kita dapat mengakomodasi hampir segala jenis furnitur rumah sesuai dengan keinginan customer, mulai dari dining set, lemari baju, kursi santai, tempat tidur, bahkan handicraft hingga baby tafel dapat dikreasikan dengan kombinasi material rotan.
Sejauh ini material kayu rotan untuk memenuhi kebutuhan produksi workshop Rotan Kita dipasok langsung dari daerah Kalimantan. “Daerah Kalimantan untuk bahan baku rotannya masih sangat melimpah ketersediaannya, didukung juga kualitasnya yang di atas rata-rata rotan dari daerah lain,” papar Sidiq. Selain jumlahnya yang cukup melimpah, rotan yang dihasilkan dari daerah tersebut diyakini menghasilkan material berkualitas yang dapat diolah menjadi berbagai produk furnitur maupun handicraft.
Sebelum diproduksi menjadi berbagai macam produk, bahan baku rotan diolah terlebih dahulu menjadi produk setengah jadi yang kemudian dianyam oleh tangan-tangan terampil pengerajin. Anyaman rotan inilah yang nantinya dikombinasikan dengan material kayu mahoni untuk selanjutnya dibentuk sesuai desain yang diinginkan customer. Setelah selesai proses pembentukan dan perakitan, kemudian produk setengah jadi akan melalui proses finishing. Kualitas produk dari Rotan Kita selalu dijaga dengan baik demi menjaga kepercayaan customer. Hal tersebut juga terlihat dari penggunaan cat berkualitas yang biasa digunakan dalam proses pengecatan kendaraan bermotor karena mempunyai daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan bahan cat kayu biasa. Mengenai material kayu mahoni yang digunakan karena jenis kayu ini tidak menghasilkan getah seperti bahan kayu lain. Getah tersebut yang nantinya akan mengganggu daya tahan dan daya rekat cat terhadap material utama.
Proses produksi custom order yang dibutuhkan workshop yang mempunyai total 60 orang karyawan ini mulai dari desain hingga menghasilkan produk jadi yang diinginkan kurang lebih 5 minggu. “Kalau standar waktu pengerjaan workshop kami mulai dari order masuk kurang lebih 5 minggu. Karena proses produksi yang dilakukan secara kolektif dan terjadwal dengan baik. Jadi berapa pun jumlah pesanan, satu unit atau 100 unit proses produksinya kurang lebih sama,” jelas Sidiq.
Mengenai harga yang ditawarkan untuk produk-produk dari Rotan Kita terbilang cukup terjangkau mengingat kualitas yang dihasilkan, mulai dari 500 ribu hingga 8 jutaan tergantung jenis dan ukurannya. Misalnya meja single berukuran kecil yang dibanderol dengan harga 500 ribuan, meja dan buffet mulai dari harga 1,75 juta hingga 2,5 jutaan, dining set yang dihargai mulai dari 2,5 juta hingga 3,7 jutaan, dan lemari yang dibanderol mulai dari 5 juta hingga 8 jutaan tergantung desain dan ukurannya. Hingga saat ini customer dari Rotan Kita telah merambah hingga ke luar kota Solo, dimana lebih banyak didominasi oleh pemesan dari kalangan end user. “Kebanyakan pesanan justru datang dari kota-kota besar di daerah Jabodetabek, Bandung, maupun wilayah Yogyakarta. Ada yang memesan retail untuk dijual kembali, namun lebih banyak pengguna langsung yang sedang mengisi perabotan rumah tangga mereka,” pungkas Sidiq. Farhan-red
ROTAN KITA
Office :
Kramat RT 01/ RW 07, Trangsan,
Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah
Telp:
(0271) 7893021,
SMS/WA: 085725123489
BBM : 5D6B0824
LINE : rotankita
