Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


REFLEKSI CERITA OMAH KLASIK Ekspresi Epic Sudardjo & Rumiyati

    sosok omah klasik
    sosok omah klasik
    sosok omah klasik
    sosok omah klasik
    sosok omah klasik

    Pada arsitektur rumah bergaya klasik terutama Jawa, arsitektur bukan sekedar pemahaman seni konstruksi rumah, namun juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pada masanya penuh dengan makna filosofis. Kecintaan manusia pada keindahan, bahkan sikap religiusnya direfleksikan dalam sebuah arsitektur hunian. Hal tersebut dipertahankan oleh pasangan Sudardjo dan Rumiyati dalam huniannya di Tegalrejo RT 003 / RW 002, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Selain mewujudkan rumah tinggal yang nyaman bagi keluarganya, pria berumur 92 tahun dengan pengalaman sebagai Guru Bahasa Inggris ini juga ingin menggali sisi historis dari bangunan peninggalan turun-temurun kurang lebih 200-an tahun yang lalu.

    “Tempat ini adalah rumah kakek buyut yang sudah ditinggali hingga generasi ke empat hingga saat ini. Karena lahan rumah kami harus tergusur oleh adanya proyek jalan tol Jogja-Solo, yang semula luas areanya hampir 6000 m2, yang tersisa sekarang tinggal 1150 m2. Namun yang selalu saya ingat yaitu pesan dari mbah buyut dulu bahwa rumah ini tidak boleh ‘diowah-owah’. Akhirnya saya dan keluarga sepakat untuk membangun rumah baru di area yang masih tersisa, sekaligus untuk menghidupkan kembali rumah peninggalan Mbah Buyut itu agar nantinya masih akan tetap dikenang nilai historisnya oleh anak cucu,” cerita Sudardjo.

    Area terdepan dari rumah yang mulai dibangun sejak akhir tahun 2022, nampak sebuah dinding pagar dengan pintu gerbang bergaya klasik nan gagah. Secara garis besar, pintu gerbang tersebut masih mempertahankan bentuk aslinya namun diperbesar untuk memudahkan mobilitas. Memasuki halaman yang cukup luas dengan pohon perindang berukuran besar, terdapat 2 bangunan yaitu Pendopo dan Rumah Utama bergaya Jawa dengan paduan Kolonial yang cukup kental.

    Artha Hermawan selaku Arsitek sekaligus pelaksana pembangunan rumah tersebut menambahkan bahwa konsep yang diterapkan mengacu pada rumah lawas aslinya. “Memang saat itu Simbah ingin apa yang dulu ada di rumah lama bisa diwujudkan kembali. Termasuk untuk Pendopo ini karena memang dulu Kakek Buyutnya Simbah Sudardjo adalah seorang Lurah, jadi sering mengumpulkan masyarakat di Pendopo rumahnya. Secara fasad juga saya buat mirip dengan yang dulu, namun tampilannya dibuat lebih megah. Bahkan untuk material kayu hingga furnitur di rumah ini merupakan bekas bongkaran dari rumah lama,” imbuhnya.

    Pembangunannya memakan waktu ± 1,5 tahun dengan areanya berada tepat di samping Utara Pendopo. Pada bagian depan bangunan utama terdapat sebuah Kuncungan atau semacam teras kecil lengkap dengan sebuah table set kayu klasik. Selain unsur heritage tetap dipertahankan, faktor fungsional juga menjadi perhatian utama demi mengakomodasi kenyamanan penghuni. Maka konsep arsitektur rumah Jawa Kolonial ini dikombinasikan dengan desain modern. Nampak dari fasad bangunan sebuah atap khas bangunan tradisional Jawa menjadi daya tarik tersendiri. Bagian teras depan nampak begitu menarik dengan dominasi unsur kayu pada sisi pintu utama, jendela kamar, Soko Joglo, serta listplang berwarna hijau berpadu dengan ubin bermotif klasik untuk memperkuat konsep vintage.

    Memasuki bangunan utama, terdapat sebuah ruang tamu dengan dominasi unsur kayu bernuansa klasik yang begitu kental. Nampak atap Joglo lengkap dengan empat tiang penyangganya menjadi struktur utama ruang tamu. Sofa set bergaya vintage, ubin motif klasik, serta sebuah lampu robyong menegaskan dekorasi konsep bangunan khas Jawa. Antara ruang tamu dengan area dapur dan meja makan dipisahkan oleh sebuah gebyok tradisional dengan pintu gerbang kayu klasik, lagi-lagi dipenuhi dengan ukiran. Ruang makan dan area dapur rumah ini didesain dalam satu ruangan berkonsep modern dengan material kitchen set serta meja makan yang didominasi unsur kayu. Sebuah cabinet ukir lawasan di sudut ruang makan sebagai display beberapa koleksi kitchenware keramik dengan atmosfer ruangnya menggunakan plafon kayu Jati menjadi ciri klasiknya.

    Selanjutnya di kamar tidur utama, perpaduan konsep klasik dan modern menghasilkan dekorasi kamar sederhana nan estetik. Sebuah tempat tidur minimalis berpadu dengan furnitur dan dekorasi kayu memberikan nuansa simpel, berpadu dengan dekorasi dinding berwarna putih dengan aksen-aksen kayu estetik. Meja rias vintage lengkap dengan cermin pada sudut ruangan, lengkap dengan peralatan make up yang tertata rapi. Fasilitas modern juga akan ditemui di kamar mandinya dengan fasilitas toilet dan shower.

    Terdapat spot menarik di dalam rumah terletak di ruang belakang berkonsep semi outdoor dengan kolam ikan Koi yang menghadirkan nuansa alami nan syahdu. Di sekeliling kolam ikan tersebut difungsikan sebagai ruang-ruang mulai dari kamar tidur, ruang bersantai, dapur kotor, hingga kamar pusaka. Tepat di bagian dinding belakang kolam diberikan ornamen pahatan batu putih berlukiskan area rumah lama lengkap dengan fasad bangunannya. “Selain demi menghidupkan kembali rumah warisan dari Mbah Buyut. Dengan desainnya yang bernuansa klasik sesuai dengan kecintaan saya terhadap budaya Jawa, namun dipadukan dengan fasilitas modern demi menjamin kenyamanan tinggal di rumah ini,” pungkas Sudardjo.

    Hotline Arsitek :
    WA : 0818 278 797
    IG : arthahermawan27

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain